Senin, 05 April 2010

Anggaran Perusahaan

ANGGARAN YANG BAIK

Anggaran merupakan prediksi tentang apa yang akan dikerjakan perusahaan pada periode tertentu di masa mendatang. Pihak perusahaan memiliki kemampuan untuk merealisasikan atau menggagalkan rencana tersebut. Karena dalam menyusun anggarn salah satu factor yang dapat mempengaruhi dan menentukan keberhasilan pencapaian anggaran adalah tingkat realistis tidaknya anggaran tersebut. Realistis berarti anggaran disusun sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Anggaran yang tidak realistis hanya mengakibatkan frustasi manajemen karena tidak mampu mencapainya. Anggaran yang realistis adalah anggaran yang memperhitungkan kemampuan sumber daya perusahaan sekaligus memberikan motivasi bagi manajemen untuk mencapainya.

Anggaran sebagai suatu sistem nampaknya cukup memadai untuk dipergunakan sebagai alat perencanaan, koordinasidan pengawasan dari seluruh kegiatan perusahaan. Dengan mempergunakan anggaran, perusahaan akan dapat menyusun perencanaan dengan lebih baik sehingga koordinasi dan pengawasan yang dilakukan dapat memadai pula.

Anggaran merupakan kumpulan berbagai informasi yang diharapkan akan dapat dicapai di masa yang akan datang dalam suatu periode tertentu. Anggaran dibutuhkan manajemen untuk merencanakan semua aktivitas dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Selain sebagai alat perencanaan, anggaran juga mempunyai artiyang sangat penting dalam pengkoordinasian kegiatan. Dengan adanya koordinasi diharapkan kerja sama yang baik dari seluruh bagian untuk mencapai tujuan bersama. Di sisi lain, anggaran menjadi sangat penting, karena anggaran juga berperan sebagai alat pengawasan. Pengawasan berfungsi untuk menjamin bahwa aktivitasyang dilaksanakan telah berjalan seperti yang direncanakan.

Penyusunan anggaran biaya produksi yang baik akan menunjang kegiatan produksi perusahaan sehari – hari yang nantinya akan menunjang seluruh kegiatan perusahaan. Dengan adanya penyusunan anggaran yang baik, maka akan mengarah kepada efektivitas dan efisiensi perusahaan. Efektivitas dan efisiensi merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai prestasi kerja dari suatu pusat pertanggungjawaban tertentu.

A. Ciri-ciri Anggaran

  1. Dinyatakan dalam satuan uang walaupun perlu didukung informasi non keuangan
  2. Biasanya menyangkut jangka waktu satu tahun
  3. Merupakan suatu komitmen manajemen
  4. Usulan anggaran di telaah (di review) dan di sahkan (di approve) oleh pejabat yang lebih tinggi
  5. Sekali disahkan , anggaran hanya dapat diubah dalam keadaan sangat spesifik
  6. Secara periodik dilakukan pembandingan antara anggaran dengan realisasi dan selisihnya di analisis sebab-sebab dan penanggung jawabnya

B. Penggunaan Anggaran

1. Sarana pelaksanaan rencana stratejik

2. Alat Koordinasi

3. Penetapan Pertanggung jawaban

4. Dasar Penilaian Prestasi

C. Proses Penyiapan Anggaran

  1. Penetapan Organisasi
  2. Penerbitan Pedoman
  3. Pengusulan anggaran awal
  4. Negoisasi
  5. Penelaahan dan pengesahan (review and approval)
  6. Revisi anggaran
  7. Penyusunan anggaran kontingensi (budget contingency)

KONDISI FINANSIAL SUATU PERUSAHAAN

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengethaui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang.

Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Agar informasi yang tersaji menjadi lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan, data keuangan harus dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomis. Hal ini ditempuh dengan cara melakukan analisis laporan keuangan.

Arti penting analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi, pengembangan karier

2. Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan, keamanan investasi.

3. Bagi kreditor: untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta bunganya.

4. Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.

5. Bagi karyawan: Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja

Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan (J. Fred Weston & Thomas E. Copeland, 1994: 24). Laporan keuangan adalah laporan yang memuat hasil-hasil perhitungan dari proses akuntansi yang menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.

Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis tersebut adalah dalam bentuk rasio-rasio keuangan. Foster (1986) menyatakan empat hal yang mendorong analisis laporan keuangan dilakukan dengan model rasio keuangan yaitu:

1. Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau antar waktu.

2. Untuk membuat data menjadi lebih memenuhi asumsi alat statistik yang digunakan.

3. Untuk menginvestigasi teori yang terkait dengan dengan rasio keuangan.

4. Untuk mengkaji hubungan empirik antara rasio keuangan dan estimasi atau prediksi variabel tertentu (seperti kebangkrutan atau financial distress)

A. Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan biasanya terdiri:

1. Neraca: laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu menunjukkan posisi keuangan (aktiva, utang, dan modal) pada saat tertentu. Tujuan neraca adalah menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender (misalnya pada tanggal 31 Desember 200x)

2. Laporan laba rugi: suatu laporan yang menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai biaya, dan laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu

3. Laporan saldo laba: menunjukkan perubahan laba ditahan selama periode tertentu.

4. Laporan arus kas: menujukkan arus kas selama periode tertentu.

5. Catatan atas laporan keuangan: berisi rincian neraca dan laporan laba rugi, kebijakan akuntansi, dan lain sebagainya.

B. Analisa Ratio Keuangan

Analisis laporan keuangan yang banyak digunakan adalah analisis tentang rasio keuangan. Berdasarkan sumber analisis, rasio keuangan dapat dibedakan menjadi :

1. Perbandingan Internal (Time Series Analysis) yaitu membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.

2. Perbandingan Eksternal (Cross Sectional Approach) yaitu membandingkan rasio-rasio antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan atau membandingkannya dengan rasio rata-rata industri pada saat yang sama.

Jenis rasio laporan keuangan, biasanya dikelompokkan ke dalam empat kelompok rasio, (R. Agus Sartono, 1998), yaitu :

1. Liquidity Ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktunya. Liquidity Ratio yang umum digunakan antara lain :

a. Current Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.

Formulasinya :

Current Ratio =

b. Quick Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid.

Formulasinya : Quick Ratio =

2. Activity Ratio merupakan alat ukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber daya - sumber dayanya. Rasio - rasio ini antara lain:

a. Receivable turn over

b. Periode pengumpulan piutang

c. Inventory Turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan persediaan atau rasio untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan untuk berputar dalam suatu periode tertentu.

d. Average days in inventory

e. Total Assets Turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan.

3. Leverage Ratio yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang..Rasio -rasio ini antara lain :

a. Debt To Total Assets Ratio, yaitu rasio yang menghitung berapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibiayai dengan hutang.

b. Time Interest Earned Ratio, yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar keuntungan dapat berkurang (turun) tanpa mengakibatkan adanya kesulitan keuangan karena perusahaan tidak mampu membayar bunga.

4. Profitability Ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya.

5. Market Value Ratios

a. Dividend payout ratio

b. Dividend yield

c. Earning per-share

d. Price earning ratio

e. Price book value ratio

C. Financial Distres

Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan. Model financial distress perlu untuk dikembangkan, karena dengan mengetahui kondisi financial distress perusahaan sejak dini diharapkan dapat dilakukan tindakan tindakan untuk mengantisipasi kondisi yang mengarah pada kebangkrutan. Banyak sekali literatur yang menggambarkan model prediksi kebangkrutan perusahaan, tetapi hanya sedikit penelitian yang berusaha untuk memprediksi financial distress suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan sangat sulit mendefinisikan secara obyektif permulaan adanya financial distress.

Prediksi financial distress perusahaan menjadi perhatian dari banyak pihak. Pihak-pihak yang menggunakan model tersebut meliputi:

1. Pemberi pinjaman. Penelitian berkaitan dengan prediksi financial distress mempunyai relevansi terhadap institusi pemberi pinjaman, baik dalam memutuskan apakah akan memberikan suatu pinjaman dan menentukan kebijakan untuk mengawasi pinjaman yang telah diberikan.

2. Investor. Model prediksi financial distress dapat membantu investor ketika akan menilai kemungkinan masalah suatu perusahaan dalam melakukan pembayaran kembali pokok dan bunga.

3. Pembuat peraturan. Lembaga regulator mempunyai tanggung jawab mengawasi kesanggupan membayar hutang dan menstabilkan perusahaan individu, hal ini menyebabkan perlunya suatu model yang aplikatif untuk mengetahui kesanggupan perusahaan membayar hutang dan menilai stabilitas perusahaan.

4. Pemerintah. Prediksi financial distress juga penting bagi pemerintah dalam antitrust regulation.

5. Auditor. Model prediksi financial distress dapat menjadi alat yang berguna bagi auditor dalam membuat penilaian going concern suatu perusahaan.

6. Manajemen. Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka perusahaan akan menanggung biaya langsung (fee akuntan dan pengacara) dan biaya tidak langsung (kerugian penjualan atau kerugian paksaan akibat ketetapan pengadilan). Sehingga dengan adanya model prediksi financial distress diharapkan perusahaan dapat menghindari kebangkrutan dan otomatis juga dapat menghindari biaya langsung dan tidak langsung dari kebangkrutan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. http://one.indoskripsi.com/anggaran. Diakses pada tanggal 10 November 2009

Foster, George. 1986. Financial Statement Analysis. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.