Rumput Raja / Pennisetum hibrida
Rumput raja hibrida atau King grass (Pennisetum purpuroides) adalah jenis rumput baru yang merupakan hasil persilangan antara Pennisetum purpureum (rumput gajah) dengan Pennisetum typoides (Siregar, 1988). Cheng (1984) menyatakan bahwa Pennisetum hibrida adalah hasil hibridisasi yang merupakan hibrid inter spesifik.
Rumput raja mempunyai karakteristik tumbuh tegak berumpun-rumpun, ketinggian dapat mencapai kurang lebih 4 m, batang tebal dan keras, daun lebar agak tegak, dan ada bulu agak panjang pada daun helaian dekat liguna. Permukaan daun luas dan tidak berbunga kecuali jika di tanam di daerah yang dingin. Rumput raja dapat di tanam di daeah yang subur di dataran rendah sampai dataran tinggi, dengan curah hujan tahunan lebih dari 1.000 mm.
Menurut Reksohadiprodjo (1984), rumput raja mempunyai sistematika sebagai berikut :
Phyllum : Spermatophyta
Sub Phyllum : Angiospermae
Classis : Monocotyledoneae
Ordo : Glumiflora
Familia : Gramineae
Sub Familia : Panicurdeae
Genus : Pennisetum
Species : Pennisetum hibrida / Pennisetum purporoides
Produksi hijauan rumput raja dua kali lipat dari produksi rumput gajah, yaitu dapat mencapai 40 ton rumput segar/ha sekali panen atau setara 200-250 ton rumput segar/ha/tahun. Mutu hijauan rumput raja lebih tinggi jika dibandingkan dengan rumput gajah Hawai ataupun rumput Afrika..
King grass mempunyai keunggulan dibandingkan dengan rumput gajah, antara lain tumbuh lebih cepat, memiliki tunas yang lebih banyak, produksi lebih tinggi dan memiliki batang yang kadar serat lebih rendah sehingga dapat dipotong pada tingkat pertumbuhan yang lebih menggunakan potongan batang (stek) atau sobekan rumput (BIP Ciawi, 1988).
King grass dapat dikembangkan secara vegetatif, yaitu dengan stek.Bibit diambil dari dua pertiga batang bawah yang berasal dari tanaman yang sehat dan tua. Untuk menghasilkan bibit yang baik dapat dilakukan dengan memotong bagian atas tanaman yang keadaannya masih lunak pada umur enam bulan, selanjutnya tanaman diberi kesempatan untuk tumbuh sampai umur delapan bulan. Setelah tanaman mencapai umur tersebut maka batangnya telah siap dijadikan bibit. Potongan batang yang digunakan untuk bibit kurang lebih memiliki dua mata tunas (BIP Lembang, 1988).
Guritno dan Soehono (1980), mengatakan bahwa untuk menanam rumput gajah hibrida dianjurkan suatu jarak tanam 60 cm - 90 cm dan untuk daerah tropik lembab jarak tanam lebih baik lebih sempit karena akan memberi hasil yang tinggi. Demikian penting sekali artinya mengatur jarak tanam atau pemakaian populasi tanaman untuk memperoleh hasil yang baik. Jumlah anakan tiap rumpun akan rendah dengan meningkatnya populasi tanaman. Setyati (1983) menyatakan bahwa meningkatnya populasi tanaman akan menyebabkan terjadinya persaingan untuk faktor cahaya dan faktor tumbuh lainnya.
1. Pemilihan Lokasi Penanaman
a. Sumber air. Suplai air diperlukan bagi daerah yang sering mengalami kemarau panjang atau apabil akan digunakan sistem penyebaran pupuk secara otomatis melalui saluran pembuangan.
b. Kesuburan Tanah. Perlu diketahui keadaan tanah untuk diperhitungkan unsur-unsur hara, apa dan berapa banyak yang perlu ditam-bahkan. Tanah dengan pH diatas 7 sebagai tanah alkalis (basa).
c. Untuk menaikan pH tanah dapat ditam-bahkan kapur, sedangkan untuk menu-runkna pH tanah dapat digunakan pupuk yang mengandung sulfur (ZA).
d. Topografi. Rumput ini mudah ditanam dan dapat tumbuh dari dataran rendah sanpai dataran tinggi. Topografi ini penting dalam perencanaan peggunaan alat mekanisasi dan sistem penanaman rumput. Penggunaan traktor pada kemiringan tanah sampai 18 0 sudah tidak efektif lagi. Disamping itu semakin tinggi derajat kemiringan tanah semakin rendah efisiensi penggunaan pupuk dan membutuhkan upaya keras untuk mempertahankan kelestarian kesuburan tanah.
2. Pentahapan Kerja
a. Pemilihan Bibit. Penggunaan bibit yang baik berarti efisiensi waktu, tenaga dan biaya serta jaminan memperoleh pertum-buhan yang baik, apabila faktor-faktor lain tidak menghambat. Stek diperoleh dari potongan batang yang cukup umur dan sehat, minimum terdiri dari 2 mata dan atau panjang 30 cm.
b. Waktu Pengolahan Tanah dan Penanaman. Pertumbuhan awal sangat peka terhadap pengaruh luar, terutama keadaan air dan suhu. Pada tanah tanpa irigasi pengolahan tanah dilakukan pada musim hujan. Namun jarak yang terlampau lama antara akhir pengolahan dan penanaman dapat menyebabkan tanah tersebut memadat kembali.
c. Pengolahan Tanah dan Penanaman. Pengo-lahan tanah bertujuan untuk mempersiapkan media tumbuh yang opti-mum bagi suatu tanaman. Adapun urutannya sebagai berikut :
1. Pembersihan lahan. Membersihkan lahan terhadap pohon, semak belukar atau tanaman lainnya.
2. Pencangkulan/pembajakan. Bertujuan memecah lapisan tanah menjadi bongkahan untuk mempermudah peng-gemburan selan-jutnya. Dengan membalik lapisan tanah tersebut dan mem-biarkan beberapa saat, diharapkan mineralisasi bahan organik berlangsung lebih cepat karena aktifitas micro organisme dipergiat, sehingga tanah menjadi masak. Diusahakan kedala-man pencangkulan ± 40 cm.
3. Penggemburan/penggaruan. Tujuan untuk menghancurkan bongkahan besar menjadi struktur yang lemah dan sekaligus membebaskan tanah dari sisa perakaran tumbuh-tumbuhan liar. Bersamaan dengan penggemburan perlu dilakukan pemupukan dasar (N, P dan K) dengan kebutuhan per hektar 80 kg TSP, 60 kg KCl dan 110 kg urea. Pada tanah yang miring, penggemburan dilakukan menurut kontur (contour) tanahnya, hal ini untuk mem-perkecil kemungkinan erosi. Setelah itu dibiar-kan dahulu tanah tersebut ± 7 hari.
4. Penanaman. Pada daerah tanpa irigasi, penanaman dapat dilakukan setelah hujan pertama. Namun apabila masa istirahat selesai dan tanah sudah basah karena air, tanamkan bibit rumput Raja. Kalau menggunakan stek, pena-namannya dengan cara memasukkan ± ¾ bagian dari panjang stek dengan kemiringan ± 30O atau dapat juga ditanam seperti tanaman tebu, yaitu stek dimasukkan kedalam tanah secara terlentang. Sedangkan jika bibitnya memakai pols (sobekan akar), mena-namnya seperti menanam padi, dengan kebutuhan setiap lubang 2 stek. Tujuh hari setelah penanaman, alirkan air secukupnya ke lahan tanaman tersebut dan lakukan penyulaman apabila terda-pat stek atau pols yang mati.
d. Kebutuhan Bibit Rumput. Dianjurkan menggu-nakan jarak tanam 60 x 100 cm, sehingga perkiraan kebutuhan bibit rum-put dalam hampar tanah seluas 1 hektar sebanyak :
10.000 x 2 stek = 33,332 stek/hektar
0,60
Apabila rata-rata 1 kg bibit rumput = 15 stek, maka perkiraan kebutuhan bibit rumput untuk 1 ha = 2.222 kg.
(Anonim, 2007)
3. Pengolahan tanah
Rumput raja ini mudah ditanam, dapat tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi, menyukai tanah subur dan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Produksi rumput ini jauh lebih tinggi dibandingkan rumput lainnya.
Pada prinsipnya pengolahan tanah sama seperti pengolahan rumput gajah atau rerumputan unggul lainnya yaitu:
a. Tanah dibajak/dicangkul 1-2 kali kemudian diratakan
b. Tanah dibersihkan dari sisa-sisa tanaman dan gulma
c. Pembuatan parit/lubang tanaman
4. Bibit tanaman
Penanaman rumput gajah dapat dilakukan dengan stek maupun sobekan rumput stek terlebih dahulu dipotong-potong sepanjang 25-30 cm atau paling sedikit terdiri dari dua mata. Sedangkan bila menggunakan sobekan rumpun anak dipilih rumpun muda yang tingginya 20-25 cm. Kebutuhan bibit per hektar dengan jarak tanam 1 x 1 m adalah sebanyak 10.000 stek atau rumpun.
Waktu tanam yang baik adalah pada awal sampai pertengahan musim hujan, sehingga pada musim kemarau nanti akan tanaman sudah dalam dan cukup kuat. Pada penanaman dengan stek harus diperhatikan. Mata tunas jangan sampai terbalik karena akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Stek dapat langsung ditancapkan setengahnya ke dalam tanah dengan tegak lurus atau miring serta jarak tanam 1 x 1 m. Untuk penanaman dengan sobekan rumpun, terlebih dahulu dibuat lobang sedalam 20 cm. Pada tanah miring tanah tidak perlu diolah, cukup dibuat lubang-lubang menurut kontur tanahnya sedemikian rupa sehingga sekaligus dapat berfungsi ganda sebagai penahan erosi. Jarak tanam dalam baris untuk tanah miring dianjurkan 50 cm dan jarak antar baris adalah 1 meter.
5. Pemupukan
Pemupukan pertama dilakukan pada waktu pengolahan (perataan) tanah yaitu dengan menggunakan 10 ton pupuk kandang/ha, 50 kg kcl dan 50 kg sp36/ha. Pemupukan selanjutnya dilakukan setelah tiga kali pemotongan dengan dosis yang sama. Disamping pupuk-pupuk diatas, urea jga diberikan pada waktu tanaman berumur 2 minggu dan setiap selesai potong dengan dosis 50 kg/ha.
6. Pemeliharaan dan waktu potong
Tanaman rumput raja memerlukan pemeliharaan yang teratur untuk memperoleh hasil ayng tinggi dan pertumbuhan yang cepat. Untuk itu perlu dilakukan penyiangan terhadap gulma agar tidak terjadi persaingan. Pada waktu penyiangan perlu diadakan penggemburan tanha dan pembumbunan disekitar rumpun tanaman. Pemotongan pertama dapat dilakukan pada umur tanaman 2-3 bulan sebagai potong paksa. Hal ini bertujuan untuk menyamakan pertumbuhan dan merangsang pertumbuhan jumlah anakan. Pemotongan berikutnya dilakukan sekali setiap 6 minggu, kecuali pada waktu musim kemarah waktu potong sebaiknya diperpanjang. Tinggi pemotongan 10-15 cm dari permukaan tanah. Hindari pemotongan yang terlalu tinggi karena akan banyak sisa batang yang mengayu (keras). Demikian juga jangan dipotong terlalu pendek, karena akan mengurangi mata atau tunas muda yang tumbuh.
7. Produksi hijauan
Produksi hijauan rumput raja dibandingkan dengan rumput gajah cv-hawaii dan cv-afrika dengan interval potong 6 minggu, terlihat dalam tabel dibawah ini:
Jenis Rumput
Produksi
Prosentase Perbandingan Batang dan Daun
Hijauan segar
(ton/ha/thn)
Bahan kering
(ton/ha/thn)
Hijauan segar
Bahan kering
Rumput raja
1076
110
48:52
32:68
R. gajah cv-hawaii
525
63
59:41
64:36
R. gajah cv-afrika
376
40
44:56
44:56
Dari tabel disamping terlihat bahwa produksi rumput raja adalah dua kali lebih tinggi dari rumput gajah cv-hawaii, sedangkan dengan rumput gajah cv afrika (berbunga) adalah tiga kali lebih tinggi. Dari persentase berat daun juga lebih besar, jadi lebih menguntungkan.
8. Peremajaan Rumput Raja
Peremajaan rumput dapat dilakukan setelah tanaman tersebut mencapai umur 3 – 4 tahun atau setinggi-tingginya 4,5 tahun. Hal ini tergantung situasi dan konsidi daerahnya. Sedangkan pelaksa-naannya dapat dilakukan secar bertahap, yaitu diantara rumpun lama ditanam stek atau pols baru, setelah tanaman tresebut mulai tumbuh dengan baik, maka rumpun lama dibongkar. Begitu seterusnya sehingga kebutuhan runput potongan tetap tersedia (Anonim, 2007).
9. Kualitas/mutu hijauan
Mutu hijauahn rumput raja dibandingkan dengan gajah cv-hawaii dan gajah cv-afrika dengan interval potong 6 minggu tertera pada tabel berikut:
Jenis Rumput
Kandungan Zat Makanan (%)
Protein kasar
Lemak
NDF
Abu
Ca
P
Rumput raja
13,5
2,5
59,7
18,6
0,37
0,35
R. gajah cv-hawaii
12,3
2,4
64,2
10,1
0,24
0,39
R. gajah cv-afrika
13,5
3,4
64,2
15,8
0.31
0,37
Dari tabel tersebut diatas, pada umumnya mutu hijauan rumput raja lebih baik dari pada rumput lainnya. Yang hampir menyerupai adalah rumput gajah cv afrika, tetapi produksi hijauan tiga kali lebih rendah dari rumput king grass.
10. Daya tampung
Kebutuhan ternak sapi akan hujauan segar menurut perkiraan aksar yaitu 10% dari berat badan per hari per ekor. Apabila berat seekor sapi perah 600 kg, maka kebutuhan hijauan per hari adalah 60 kg, jadi kebutuhan akan hijauan per tahun 365 x 80 kg = 21,9 ton. Berdasarkan perhitungan tersebut berarti rumput raja dapat menampung 49 ekor sapi perah / ha / tahun secara potong angkut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Budidaya Rumput Raja (King Grass). http://insidewinme.blogspot.com/2007/11/budidaya-rumput-raja-king-grass.html. Diakses pada tanggal 05 Oktober 2009, pukul 13.41 WIB.
Anonim, 2008. Hijauan Makanan Ternak. http//kambingetawa.blogspot.com. Diakses pada tanggal 05 Oktober 2009, pukul 13.41 WIB.
Anonim, 2008. Rumput Raja. http://fatoony.com/?tag=rumput-pakan. Diakses pada tanggal 05 Oktober 2009, pukul 13.41 WIB.
Reksohadiprodjo. 1984. Pengantar Ilmu Peternakan Tropik. Fakultas Peternakan, UGM. Yogyakarta.
Rumput raja hibrida atau King grass (Pennisetum purpuroides) adalah jenis rumput baru yang merupakan hasil persilangan antara Pennisetum purpureum (rumput gajah) dengan Pennisetum typoides (Siregar, 1988). Cheng (1984) menyatakan bahwa Pennisetum hibrida adalah hasil hibridisasi yang merupakan hibrid inter spesifik.
Rumput raja mempunyai karakteristik tumbuh tegak berumpun-rumpun, ketinggian dapat mencapai kurang lebih 4 m, batang tebal dan keras, daun lebar agak tegak, dan ada bulu agak panjang pada daun helaian dekat liguna. Permukaan daun luas dan tidak berbunga kecuali jika di tanam di daerah yang dingin. Rumput raja dapat di tanam di daeah yang subur di dataran rendah sampai dataran tinggi, dengan curah hujan tahunan lebih dari 1.000 mm.
Menurut Reksohadiprodjo (1984), rumput raja mempunyai sistematika sebagai berikut :
Phyllum : Spermatophyta
Sub Phyllum : Angiospermae
Classis : Monocotyledoneae
Ordo : Glumiflora
Familia : Gramineae
Sub Familia : Panicurdeae
Genus : Pennisetum
Species : Pennisetum hibrida / Pennisetum purporoides
Produksi hijauan rumput raja dua kali lipat dari produksi rumput gajah, yaitu dapat mencapai 40 ton rumput segar/ha sekali panen atau setara 200-250 ton rumput segar/ha/tahun. Mutu hijauan rumput raja lebih tinggi jika dibandingkan dengan rumput gajah Hawai ataupun rumput Afrika..
King grass mempunyai keunggulan dibandingkan dengan rumput gajah, antara lain tumbuh lebih cepat, memiliki tunas yang lebih banyak, produksi lebih tinggi dan memiliki batang yang kadar serat lebih rendah sehingga dapat dipotong pada tingkat pertumbuhan yang lebih menggunakan potongan batang (stek) atau sobekan rumput (BIP Ciawi, 1988).
King grass dapat dikembangkan secara vegetatif, yaitu dengan stek.Bibit diambil dari dua pertiga batang bawah yang berasal dari tanaman yang sehat dan tua. Untuk menghasilkan bibit yang baik dapat dilakukan dengan memotong bagian atas tanaman yang keadaannya masih lunak pada umur enam bulan, selanjutnya tanaman diberi kesempatan untuk tumbuh sampai umur delapan bulan. Setelah tanaman mencapai umur tersebut maka batangnya telah siap dijadikan bibit. Potongan batang yang digunakan untuk bibit kurang lebih memiliki dua mata tunas (BIP Lembang, 1988).
Guritno dan Soehono (1980), mengatakan bahwa untuk menanam rumput gajah hibrida dianjurkan suatu jarak tanam 60 cm - 90 cm dan untuk daerah tropik lembab jarak tanam lebih baik lebih sempit karena akan memberi hasil yang tinggi. Demikian penting sekali artinya mengatur jarak tanam atau pemakaian populasi tanaman untuk memperoleh hasil yang baik. Jumlah anakan tiap rumpun akan rendah dengan meningkatnya populasi tanaman. Setyati (1983) menyatakan bahwa meningkatnya populasi tanaman akan menyebabkan terjadinya persaingan untuk faktor cahaya dan faktor tumbuh lainnya.
1. Pemilihan Lokasi Penanaman
a. Sumber air. Suplai air diperlukan bagi daerah yang sering mengalami kemarau panjang atau apabil akan digunakan sistem penyebaran pupuk secara otomatis melalui saluran pembuangan.
b. Kesuburan Tanah. Perlu diketahui keadaan tanah untuk diperhitungkan unsur-unsur hara, apa dan berapa banyak yang perlu ditam-bahkan. Tanah dengan pH diatas 7 sebagai tanah alkalis (basa).
c. Untuk menaikan pH tanah dapat ditam-bahkan kapur, sedangkan untuk menu-runkna pH tanah dapat digunakan pupuk yang mengandung sulfur (ZA).
d. Topografi. Rumput ini mudah ditanam dan dapat tumbuh dari dataran rendah sanpai dataran tinggi. Topografi ini penting dalam perencanaan peggunaan alat mekanisasi dan sistem penanaman rumput. Penggunaan traktor pada kemiringan tanah sampai 18 0 sudah tidak efektif lagi. Disamping itu semakin tinggi derajat kemiringan tanah semakin rendah efisiensi penggunaan pupuk dan membutuhkan upaya keras untuk mempertahankan kelestarian kesuburan tanah.
2. Pentahapan Kerja
a. Pemilihan Bibit. Penggunaan bibit yang baik berarti efisiensi waktu, tenaga dan biaya serta jaminan memperoleh pertum-buhan yang baik, apabila faktor-faktor lain tidak menghambat. Stek diperoleh dari potongan batang yang cukup umur dan sehat, minimum terdiri dari 2 mata dan atau panjang 30 cm.
b. Waktu Pengolahan Tanah dan Penanaman. Pertumbuhan awal sangat peka terhadap pengaruh luar, terutama keadaan air dan suhu. Pada tanah tanpa irigasi pengolahan tanah dilakukan pada musim hujan. Namun jarak yang terlampau lama antara akhir pengolahan dan penanaman dapat menyebabkan tanah tersebut memadat kembali.
c. Pengolahan Tanah dan Penanaman. Pengo-lahan tanah bertujuan untuk mempersiapkan media tumbuh yang opti-mum bagi suatu tanaman. Adapun urutannya sebagai berikut :
1. Pembersihan lahan. Membersihkan lahan terhadap pohon, semak belukar atau tanaman lainnya.
2. Pencangkulan/pembajakan. Bertujuan memecah lapisan tanah menjadi bongkahan untuk mempermudah peng-gemburan selan-jutnya. Dengan membalik lapisan tanah tersebut dan mem-biarkan beberapa saat, diharapkan mineralisasi bahan organik berlangsung lebih cepat karena aktifitas micro organisme dipergiat, sehingga tanah menjadi masak. Diusahakan kedala-man pencangkulan ± 40 cm.
3. Penggemburan/penggaruan. Tujuan untuk menghancurkan bongkahan besar menjadi struktur yang lemah dan sekaligus membebaskan tanah dari sisa perakaran tumbuh-tumbuhan liar. Bersamaan dengan penggemburan perlu dilakukan pemupukan dasar (N, P dan K) dengan kebutuhan per hektar 80 kg TSP, 60 kg KCl dan 110 kg urea. Pada tanah yang miring, penggemburan dilakukan menurut kontur (contour) tanahnya, hal ini untuk mem-perkecil kemungkinan erosi. Setelah itu dibiar-kan dahulu tanah tersebut ± 7 hari.
4. Penanaman. Pada daerah tanpa irigasi, penanaman dapat dilakukan setelah hujan pertama. Namun apabila masa istirahat selesai dan tanah sudah basah karena air, tanamkan bibit rumput Raja. Kalau menggunakan stek, pena-namannya dengan cara memasukkan ± ¾ bagian dari panjang stek dengan kemiringan ± 30O atau dapat juga ditanam seperti tanaman tebu, yaitu stek dimasukkan kedalam tanah secara terlentang. Sedangkan jika bibitnya memakai pols (sobekan akar), mena-namnya seperti menanam padi, dengan kebutuhan setiap lubang 2 stek. Tujuh hari setelah penanaman, alirkan air secukupnya ke lahan tanaman tersebut dan lakukan penyulaman apabila terda-pat stek atau pols yang mati.
d. Kebutuhan Bibit Rumput. Dianjurkan menggu-nakan jarak tanam 60 x 100 cm, sehingga perkiraan kebutuhan bibit rum-put dalam hampar tanah seluas 1 hektar sebanyak :
10.000 x 2 stek = 33,332 stek/hektar
0,60
Apabila rata-rata 1 kg bibit rumput = 15 stek, maka perkiraan kebutuhan bibit rumput untuk 1 ha = 2.222 kg.
(Anonim, 2007)
3. Pengolahan tanah
Rumput raja ini mudah ditanam, dapat tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi, menyukai tanah subur dan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Produksi rumput ini jauh lebih tinggi dibandingkan rumput lainnya.
Pada prinsipnya pengolahan tanah sama seperti pengolahan rumput gajah atau rerumputan unggul lainnya yaitu:
a. Tanah dibajak/dicangkul 1-2 kali kemudian diratakan
b. Tanah dibersihkan dari sisa-sisa tanaman dan gulma
c. Pembuatan parit/lubang tanaman
4. Bibit tanaman
Penanaman rumput gajah dapat dilakukan dengan stek maupun sobekan rumput stek terlebih dahulu dipotong-potong sepanjang 25-30 cm atau paling sedikit terdiri dari dua mata. Sedangkan bila menggunakan sobekan rumpun anak dipilih rumpun muda yang tingginya 20-25 cm. Kebutuhan bibit per hektar dengan jarak tanam 1 x 1 m adalah sebanyak 10.000 stek atau rumpun.
Waktu tanam yang baik adalah pada awal sampai pertengahan musim hujan, sehingga pada musim kemarau nanti akan tanaman sudah dalam dan cukup kuat. Pada penanaman dengan stek harus diperhatikan. Mata tunas jangan sampai terbalik karena akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Stek dapat langsung ditancapkan setengahnya ke dalam tanah dengan tegak lurus atau miring serta jarak tanam 1 x 1 m. Untuk penanaman dengan sobekan rumpun, terlebih dahulu dibuat lobang sedalam 20 cm. Pada tanah miring tanah tidak perlu diolah, cukup dibuat lubang-lubang menurut kontur tanahnya sedemikian rupa sehingga sekaligus dapat berfungsi ganda sebagai penahan erosi. Jarak tanam dalam baris untuk tanah miring dianjurkan 50 cm dan jarak antar baris adalah 1 meter.
5. Pemupukan
Pemupukan pertama dilakukan pada waktu pengolahan (perataan) tanah yaitu dengan menggunakan 10 ton pupuk kandang/ha, 50 kg kcl dan 50 kg sp36/ha. Pemupukan selanjutnya dilakukan setelah tiga kali pemotongan dengan dosis yang sama. Disamping pupuk-pupuk diatas, urea jga diberikan pada waktu tanaman berumur 2 minggu dan setiap selesai potong dengan dosis 50 kg/ha.
6. Pemeliharaan dan waktu potong
Tanaman rumput raja memerlukan pemeliharaan yang teratur untuk memperoleh hasil ayng tinggi dan pertumbuhan yang cepat. Untuk itu perlu dilakukan penyiangan terhadap gulma agar tidak terjadi persaingan. Pada waktu penyiangan perlu diadakan penggemburan tanha dan pembumbunan disekitar rumpun tanaman. Pemotongan pertama dapat dilakukan pada umur tanaman 2-3 bulan sebagai potong paksa. Hal ini bertujuan untuk menyamakan pertumbuhan dan merangsang pertumbuhan jumlah anakan. Pemotongan berikutnya dilakukan sekali setiap 6 minggu, kecuali pada waktu musim kemarah waktu potong sebaiknya diperpanjang. Tinggi pemotongan 10-15 cm dari permukaan tanah. Hindari pemotongan yang terlalu tinggi karena akan banyak sisa batang yang mengayu (keras). Demikian juga jangan dipotong terlalu pendek, karena akan mengurangi mata atau tunas muda yang tumbuh.
7. Produksi hijauan
Produksi hijauan rumput raja dibandingkan dengan rumput gajah cv-hawaii dan cv-afrika dengan interval potong 6 minggu, terlihat dalam tabel dibawah ini:
Jenis Rumput
Produksi
Prosentase Perbandingan Batang dan Daun
Hijauan segar
(ton/ha/thn)
Bahan kering
(ton/ha/thn)
Hijauan segar
Bahan kering
Rumput raja
1076
110
48:52
32:68
R. gajah cv-hawaii
525
63
59:41
64:36
R. gajah cv-afrika
376
40
44:56
44:56
Dari tabel disamping terlihat bahwa produksi rumput raja adalah dua kali lebih tinggi dari rumput gajah cv-hawaii, sedangkan dengan rumput gajah cv afrika (berbunga) adalah tiga kali lebih tinggi. Dari persentase berat daun juga lebih besar, jadi lebih menguntungkan.
8. Peremajaan Rumput Raja
Peremajaan rumput dapat dilakukan setelah tanaman tersebut mencapai umur 3 – 4 tahun atau setinggi-tingginya 4,5 tahun. Hal ini tergantung situasi dan konsidi daerahnya. Sedangkan pelaksa-naannya dapat dilakukan secar bertahap, yaitu diantara rumpun lama ditanam stek atau pols baru, setelah tanaman tresebut mulai tumbuh dengan baik, maka rumpun lama dibongkar. Begitu seterusnya sehingga kebutuhan runput potongan tetap tersedia (Anonim, 2007).
9. Kualitas/mutu hijauan
Mutu hijauahn rumput raja dibandingkan dengan gajah cv-hawaii dan gajah cv-afrika dengan interval potong 6 minggu tertera pada tabel berikut:
Jenis Rumput
Kandungan Zat Makanan (%)
Protein kasar
Lemak
NDF
Abu
Ca
P
Rumput raja
13,5
2,5
59,7
18,6
0,37
0,35
R. gajah cv-hawaii
12,3
2,4
64,2
10,1
0,24
0,39
R. gajah cv-afrika
13,5
3,4
64,2
15,8
0.31
0,37
Dari tabel tersebut diatas, pada umumnya mutu hijauan rumput raja lebih baik dari pada rumput lainnya. Yang hampir menyerupai adalah rumput gajah cv afrika, tetapi produksi hijauan tiga kali lebih rendah dari rumput king grass.
10. Daya tampung
Kebutuhan ternak sapi akan hujauan segar menurut perkiraan aksar yaitu 10% dari berat badan per hari per ekor. Apabila berat seekor sapi perah 600 kg, maka kebutuhan hijauan per hari adalah 60 kg, jadi kebutuhan akan hijauan per tahun 365 x 80 kg = 21,9 ton. Berdasarkan perhitungan tersebut berarti rumput raja dapat menampung 49 ekor sapi perah / ha / tahun secara potong angkut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Budidaya Rumput Raja (King Grass). http://insidewinme.blogspot.com/2007/11/budidaya-rumput-raja-king-grass.html. Diakses pada tanggal 05 Oktober 2009, pukul 13.41 WIB.
Anonim, 2008. Hijauan Makanan Ternak. http//kambingetawa.blogspot.com. Diakses pada tanggal 05 Oktober 2009, pukul 13.41 WIB.
Anonim, 2008. Rumput Raja. http://fatoony.com/?tag=rumput-pakan. Diakses pada tanggal 05 Oktober 2009, pukul 13.41 WIB.
Reksohadiprodjo. 1984. Pengantar Ilmu Peternakan Tropik. Fakultas Peternakan, UGM. Yogyakarta.
BAGI yg dah lihat PleasE CoMENt YAcH... uNTUK pERBAIKaN BLOG iNI...oCE............
BalasHapusMantabs, ini yang saya cari, saya baru belajar jadi pedagang sapi. Mbak septina punya data jumlah RPH di yogya dan DIY? Makasih ya, udah sharing ilmu, saya arsip sema tentang ternak dari mbak Septiana yg baek ati...salam sapi
BalasHapusmau cari bibit Rumput Raja di Jatim Sulit,terpaksa beli dari Bogor yang Ongkir nya Aduhai.
BalasHapus