Jumat, 26 Maret 2010

Pengeringan (Drying Off) Pada Sapi Perah Bunting Kedua

BAB I
PENDAHULUAN

Sejak awal kebuntingan, induk memerlukan perhatian penuh dari peternak. Keberhasilan pedet yang dilahirkan dan perkembangannya lebih lanjut ditentukan oleh kondisi awal yang baik seperti tubuh yang sehat dan kuat. Perhatian utama untuk induk bunting adalah menjaga kondisi tubuh tetap sehat dan kuat. Untuk itu induk bunting perlu diberi kesempatan istirahat, sehabis berproduksi diberi makanan yang cukup dan baik, kesehatan dijaga dengan baik, khususnya agar terhindar dari penyakit mastitis.
Menghentikan pemerahan menjelang induk melahirkan kembali disebut masa kering. Masa kering sangat penting bagi setiap indukyang pernah melahirkan atau berproduksi. Untuk mempersiapkan induk yang akan melahirkan kembali dalam kondisi tubuh induk yang kuat, sehat, dan produksi susu lebih tinggi, maka peternak harus memberikan kesempatan kepada induk untuk beristirahat, yakni induk bunting tadi dihentikan pemerahannya. Dengan kondisi tubuh yang baik ini diharapkan agar induk mampu mengasuh anak yang baru dilahirkan dengan baik (AAK, 1995).













BAB II
PEMBAHASAN

Sapi laktasi yang sedang bunting sekitar 7 bulan, meskipun produksi susunya tinggi sebaiknya dikeringkan. Masa kering sangat penting bagi induk yang pernah melahirkan dan berproduksi. Pengeringan ini penting untuk mengembalikan kondisi ambing dan memberi kesempatan perggantian sel-sel epitelium yang aus selama laktasi yang sedang berjalan serta untuk mencapai kondisi tubuh yang prima keitika kelak melahirkan (Mukhtar,2006). Apabila seekor sapi perah tidak mempunyai periode masa kering diantara periode laktasi, maka prosuksi susu pada periode berikutnya akan berkurang.
Pengeringan adalah menghentikan pemerahan selama ± 8 minggu menjelang sapi melahirkan kembali pada sapai-sapi yang mengalami periode laktasi kedua dan seterusanya. Periode yang kering, maka yang optimal bila masa istirahat dapat diberikan kepada organ yg mengeluarkan susu dan gizi dalam makanan dan pakan ternak dapat digunakan sangat dibutuhkan untuk mendapatkan bobot dari sapi dan tepat perkembangan janin bukan produksi susu. Ini adalah masa untuk membersihkan penyakit kronis, memungkinkan sapi untuk membangun sebuah cadangan tubuh daging sebelum melahirkan anak sapi dan mencukupi dalam tubuhnya yang habis dari sumber mineral (Anonim, 2009)
Selama masa kering dimaksudkan untuk:
1. Agar tubuh induk dapat membentuk makanan cadangan berupa vitamin-vitamin seperti vitamin A yang dapat dimanfaatkan oleh anak yang baru lahir, lewat kolostrum bersama antibodi yang sangat penting basi kesehatan pedet.
2. Agar tubuh induk dapat mengisi kembali vitamin-vitamin, mineral, dan lain-lain untuk kebutuhan induk sendiri, sehingga kondisinya tetap sehat dan kuat walaupun mengalami masa laktasi yang berat.
3. Agar kondisi tubuh menjadi baik, sehingga akan memberikan jaminan kelangsungan produksi susu tetap baik dan bahkan dapat meningkat.
4. Agar pertumbuhan dan kesehatan anak dalam kandungan tetap terjamin. Sebab janin akan tumbuh baik apabila mendapatkan zat-zat makanan yang cukup dari induk.
(AAK, 1995)
Periode yang kering dapat dibagi menjadi tiga bagian :
1. Diluar periode pengeringan (pertama 4 sampai 10 hari)
2. Yang kering atau “jauh” pada masa (waktu 30-40 hari)
3. Transisi atau periode “close-up” (21 hari terakhir sebelum melahirkan anak sapi)
(Gamroth, M. Dan Carroli, D. 1995)
Cara pengeringan dapat dilakukan dengan tiga cara yakni sebagai berikut:
1. Pemerahan berselang
Pemerahan berselang yaitu pengeringan yang menggunakan cara sapi hanya diperah sekali sehari selama beberapa hari. Selanjutnya satu hari diperah dan hari berikutnya tidak diperah. Kemudian induk diperah 3 hari sekali hingga akhirnya tidak diperah sama sekali.

Tgl.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
P
S
P
S
P
S
P
S
P
S
P
S
P
S
P
S
P
S




















Tgl.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
P
S
P
S
P
S
P
S
P
S
P
S
P
S
P
S
P
S



















Keterangan :
P = Pagi
S = Sore

= Dilakukan pemerahan
2. Pemerahan tidak lengkap
Pemerahan tetap dilakukan setiap hari, tetapi setiap kali pemerahan tidak sekali puting atau keempat puting itu diperah, jadi keempat puting itu diperah secara bergantian. Setiap kali memerah hanya 2 puting saja, dan hari berikutnya bergantian puting lainnya. Hal ini dilakukan beberapa hari hingga akhirnya tidak diperah sama sekali. Cara ini dilakukan pada sapi yang mempunyai kemampuan produksi tinggi.
3. Pemerahan yang dihentikan secara mendadak
Pengeringan ini dilakukan dengan tiba-tiba. Cara pengeringan semacam ini didahului dengan tidak memberikan makanan penguat 3 hari sebelumnya, dan makanan kasar berupa hijauan pun dikurangi tinggal seperempat bagian saja. Cara ini lebih efektif dan memperkecil gangguan kesehatan pada ambing, bila kombinasikan dengan cara pemerahan berselang.
(AAK, 1995)
Didalam persiapan laktasi mendatang, yang penting diperhatikan adalah: menjaga makanan tetap baik, terutama 2-3 bulan terakhir sebelum masa kering.














BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengeringan adalah menghentikan pemerahan selama ± 8 minggu menjelang sapi melahirkan kembali pada sapai-sapi yang mengalami periode laktasi kedua dan seterusanya. Periode yang kering, maka yang optimal bila masa istirahat dapat diberikan kepada organ yg mengeluarkan susu dan gizi dalam makanan dan pakan ternak dapat digunakan sangat dibutuhkan untuk mendapatkan bobot dari sapi dan tepat perkembangan janin bukan produksi susu.
Cara pengeringan dapat dilakukan dengan tiga cara: 1. Pemerahan berselang yaitu pengeringan yang menggunakan cara sapi hanya diperah sekali sehari selama beberapa hari, 2. Pemerahan tidak lengkap yaitu pemerahan tetap dilakukan setiap hari, tetapi setiap kali pemerahan tidak sekali puting atau keempat puting itu diperah, jadi keempat puting itu diperah secara bergantian, dan 3. Pemerahan yang dihentikan secara mendadak yaitu pengeringan ini dilakukan dengan tiba-tiba.













DAFTAR PUSTAKA

AAK, 1995. Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Kanisius. Jakarta
Anonim. 2009. Methods of Drying Off.
http://www.tribuneindia.com. Diakses pada tanggal 09 Maret 2009, 19.42 WIB
Mukhtar, Ashry. 2006. Manajemen Ternak Perah. UNS Press. Surakarta
Gamroth, M. dan Carroli, D. 1995. Sapi Feeding Kering dan Manajemen. http://extension.oregonstate.edu/catalog/html. Diakses pada tanggal 11 Maret 2009, 20.17 WIB































1 komentar: